TUGAS
ILMU ALAMIAH DASAR
NAMA : SHELLY
KELAS : 1PA02
NPM : 18513435
Ilmu
Alamiah Dasar (IAD)
Ilmu
alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan
pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di
muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja
Ilmu
Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah matu mata kuliah yang termasuk mata kuliah
umum (MKU) yakni mata kuliah dengan bobot 2 sks ini wajib diikuti oleh setiap
mahasiswa pada semua program studi terutama untuk program studi non exacta
dengan maksud mahasiswa dikenalkan pada konsep-konsep dasar alamiah dalam
menunjang dan melandasi pengetahuan mahasiswa dalam memahami, mengkaji dan
menerapkan pengetahuan lainnya, khususnya pemecahan-pemecahan masalah, teori
maupun konsep ilmu yang berkaitan dengan alam.
Materi
ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang
berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh
budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhannya.
A.KEUNIKAN MANUSIA
a.
Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya
b.
Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, (ada yang masuk dan keluar)
c.
Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar
d.
Memiliki potensi untuk berkembang biak
e.
Tumbuh dan bergerak
f.
Berinteraksi dengan lingkungannnya
g.
Sampai pada saatnya mengalami kematiian
Manusia
adalah makhluk yang lemah dibanding makhluk lain namun dengan akal budinya dan
kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dapat hidup dengan
lebih baik lagi. Akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat itulah sifat unik
dari manusia.
B. KURIOSITAS ATAU RASA INGIN TAHU DAN AKAL
BUDI
Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct) /idle curiosity naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia juga mempunyai naluri seperti tumbuhan dan hewan tetapi ia mempunyai akal budi yang terus berkembang serta rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan.
Sesuatu
masalah yang telah dapat dipecahkan maka akan timbul masalah lain yang menunggu
pemecahannya, manusia setelah tahu apanya maka ingin tahu bagimana dan mengapa.
Contoh
: tempat tinggal manusia purba sampai manusia modern, contoh lain seperti
penyakit setelah ditemukan obat suatu penyakit ada penyakit lain lagi yang
dicoba untuk dicari obatnya (HIV AIDS)
Sebagimana
mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis maupun
anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan
proses biologis, seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas
(respirasi), berkembang biak (reprodukksi), menerima rangsang (iritabilitasi),
bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi
dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh
mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas) mengalami perkembangan
yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya).
Secara
fisik manusia memiliki banyak kelemahan disbanding mahluk lain, seperti gajah
dapat mengangkat benda yang berat yang tidak dapat diangkat oleh manusia, kuda,
harimau dapat berlari kencang, bahkan dengan nyamuk yang kecil sekalipun
manusia masih lebih lemah karena hanya dengan gigitannya ( nyamuk
anofeles/malaria) manusia bisa sakit bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia dengan kekuatan
fikirnya mampu mengembangklan ilmupengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu dan
teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh
mahluk lain (hewan), teknologi dapat mengangkat beban yang lebih berat, gerak
lari mobil, pesawat lebih kencang disbanding kuda dan harimau. Dengan demikian
keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak
pada daya fikirnya.
Berbeda
dengan mahluk lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap berbagai
fenomena alam yang dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika terjadi
gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya khususnya
membuat mereka cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang diteruskan pada daya
fikir sehingga munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu bahkan manusia terus
bertanya lebih jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan bertanya mengapa ?
pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan
walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam
memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah
(instink) belaka sementara Asimov menyebutnya idle curiosity yang sifatnya
tetap tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang burung manyar mungkin
yang tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat ini
sarang burung manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu saja, berbeda dengan
manusia dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua, berubah menjadi rumah
sederhana, dengan ilmudan teknologi manusia dapat membangun rumah-rumah modern
pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu yang berubah menjadi
daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus berupaya mencari dan
menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.
C.PERKEMBANGAN POLA FIKIR MANUSIA
Seperti dijelaskan dimuka bahwa rasa ingin tahu manusia terus berkembang memalui pengamatan dan pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya, tetapi karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno sering mereka mencoba mencari-cari jawaban dengan me-reka- reka bahasa untuk memuaskan dirinya terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium oleh mereka. Misalnya apa pelangi itu ? Sebenarnya mereka tidak mampu menjawab atas pertanyaan itu, tetapi untuk kepuasan maka mereka mencoba mencari-carai jawaban yang sekiranya dapat memuaskan baik bagi dirinya maupun orang lain, sehingga mereka menjawab bahwa pelangi itu adalah selendang bidadari yang sedang mandi, dari jawaban tersebut muncul pengetahuan baru yakni bidadari. Selanjutnya tetang pertanyaan mengapa gunung meletus ? sekali lagi mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan kepuasan mereka menjawab gunung itu meletus karena yang punya gunung sedang marah, dari jawaban itu munculah pengetrahuan baru yang punya gunung, sehingga mereka memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu ada yang punya, mereka percaya kalau laut itu ada yang punya, angin ada yang punya, pohon besar ada yang punya dan lain-lain. Oleh karenanya untuk menghilangkan rasa kecemasan dari yang punya gunung, laut, pohon besar dan lainnya tidak marah maka mereka melakukan upacara ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera, gerakan-gerakan tarian, penyajian sesajen dan lain-lain. Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan dari pengalaman-pengalaman indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-cerita mitos itu disebutlegenda. Mengapa mitos dapat diterima pada saat itu sebagai suatu kebenaran hal ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.
Beberapa keterbatasan
alat indra manusia sebagai penyebab munculnya mitos adalah :
A)
Alat Penglihatan
Banyak benda yang
bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata, mata tak dapat
membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada pada tempat yang jauh
mata kita tak dapat melihat dengan jelas.
B)
Alat Pendengaran
Pendengaran manusia
terbatas pada getaran yang mempunyai frekwensi dari 30 sampai 30.000 per detik.
Getaran di bawah tiga puluh atau diatas tiga puluh ribu per dertik tak
terdengar.
C)
Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya dapat
membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, masam, asin, dan pahit. Bau parfum dan
bau-bauan yang laindapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasinya di udara
lebih dari sepersepuluh juta bagian.
D)
Alat Perasa
Alat perasa pada kulit
manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif atau
tergantung pada kondisi sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat observasi
yang tepat.
Mengapa mitos dapat
diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan beberapa factor di bawah ini
A) Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan
keterbatasan pengindraan baik langsung mmaupun dengan alat.
B) Keterbatasan penalaran manusia pada saat
itu.
C) Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Sementara berdasarkan
sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara individu maupun kelompok,
menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M )
menjelaskan akan
berlangsung dalam tiga tahap, Yaitu ;
1.Tahap teologi/fiktif
2.Tahap
filsafat/metafisik/abstrak
3.Tahap positif atau
ilmiah ril
Pada tahap teologi atau
fiktif, manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab pertama dn tujuan
akhir dari segala sesuatu, dan selalu diohubungkan dengan kekuatan gaib. Gejala
alam yang menarik perhatiannya selalu diletakan dalammkaitannya dengan sumber
yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan
diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
Tahap metafisika atau
abstrak, merupakan tahapan manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusioa tidak lagi menyandarkan diri pada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan kepada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakikat sesuatu.
Tahap positif atau riil
merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil
atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif
melalui pengamatan, percobaan, dan perbandingan.
Puncak perkembangan
pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu kira-kira 700 – 500 SM pada
zaman ini mereka sudah mampu menelaah bentuk bumi sehingga mereka berpendapat
bahwa bumi ini berbentuk setengah bola, bumi sebagai hamparan dan langit
beserta bintang-bintang sebagai atap, bahkan yang lebih menakjubkan mereka
sudah mengenal bidang edar matahari sehingga mereka tahu bahwa dalam setiap
365,25 hari matahari beredar kembali pada titik semula dan ini yang disebut
waktu tahun.
Pengamatan terhadap
angkasa raya memiliki daya tarik tersendiri pada masa itu, sehingga pengetahuan
dalam bidang ini cukup pesat, maka munculah pengetahuan rasi-rasi perbintangan
yang sekarang kita kenal yakni; rasi scorpio, rasi virgo, rasi pisces, rasi leo
dan sebagainya rasi-rasi ini erat kaitannya dengan peramalan nasib manusia dan
dikenalah dengan astrologi. Karena pengetahuan ini hanya bersifat peramalan,
imajiner, dugaan dan kepercayaan maka pengetahuan ini disebut Pseudo science
(sain palsu) yakni pengetahuan mitos yang dikaitkan dengan fenomena alam yang sebenarnya
(mirip sebenarnya tetapi bukan sebenarnya).
Sain palsu tersebut
sangat berpengaruh pada para pemikir filosuf yunani seperti Thales ( 624-549)
ia berpendapat bahwa bumi ini adalah sebuah piring yang terapung di atas air,
ia pula yang pertama kali menggagas asal mula benda dan menurutnya semua
kehidupan berawal dari air, hal ini merupakan awal pemikiran yang sangat besar
karena mampu mengalihkan pemikiran mitos yang menganggap semua yang ada dibumi
ini adalah ciptaan dewa, pengaruh pemikiran Thales ini telah menggiring
pemikiran bangsa yunani untuk meninggalkan berfikir mitos secara
perlahan-lahan. Generasi filosuf Yunani yang telah berhasil menyumbangkan buah
pikiurannya diantaranya adalah :
A) Anaximander, Seorang
pemikir kontemporer pada masa Thales. Dia berpendapat bahwa langit yang kita
lihat sebenarnya hanya separuh saja. Langit dan segala isinya itu beredar
mengelilingi bumi, Ia berhasil membuat jam matahari yang menggunakan tongkat
yang tegak lurus dipermukaan bumi, bayangan tongkat dijadikan petunjuk waktu
(jam tongkat) pada tahun 70-an sering kita temukan jenis ini di masjid untuk
pedoman waktu shalat.
B) Anaximenes,
(560-520) Ia berpendapat unsure dasar pembentuk benda adalah air, hal ini
sependapat dengan Thales. Yang dikembaqngkan bahwa air merupakan wujud benda
yang dapat berubah merenggang menjadi api, dan memadat menjadi tanah konsep ini
menjadi awal kansep transmutasi benda.
C) Herakleitos (
560-470 ), Ia menyangkal konsep anaximenes, menurutnya apilah yang menjadi
dasar transmutasi benda, karena tanpa api benda akan tetap seperti adanya.
D) Phytagoras (500 SM),
Ia berpendapat bahwa sebenarnya yang menjadi unsure dasar pembentuk benda
adalah terdiri empat unsure dasar yaitu tanah, api, udara dan air. Phytagoras
sangat terkenal sebagai ahli matematika dan penemu Dalil Phytagoras
E) Demokritos
(460-370), Pendapatnya adalah bahwa suatu benda dibelah secara terus menerus
akan menghasilkan bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Bagian
terkecil itu disebutnya Atomos atau atom, istilah atom ini sampai saat ini
masih dipergunakan sekalipun konsepnya tidak seperti lagi Demokritus.
F) Empedokles (480-430
SM), Ia tergolong pendukung Phytagoras tentang empat unsure dasar pembentuk
benda ; tanah,air ,api dan udara. Dia mengembangkan konsep tersebut dengan
mengenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan daya
tolak-menolak, kedua gaya tersebut dapat memisahkan atau menyatukan unsure
dasar pembentuk benda tersebut.
G) Plato (427-345 SM),
Ia memiliki cara berpikir yang berbeda dengan filosuf sebelumnya, sebagai
seorang sastrawan, ia tidak berpikir yang bersifat materialistic sebagaimana
para filosuf sebelumnya. Menurutnya bahwa keanekaraman yang terlihat sekarang
ini hanyalah sesuatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Gajah
yang bertubuh besar yang kita lihat hanyalah cofy atau duplikat belaka yang
tidak sempurna, maka yang benar adalah idea gajah. Selanjutnya konsep ini
dikenal dengan konsep alam idea plato.
H) Ariestoteles (
384-322 SM), Ia seorang pemikir besar pada jamannya dan dikenal sebagai
perangkum intisari konsep-konsep filosuf sebelumnya dan memperbaiki
konsep-konsep yang dianggap tidak benar menurut pemikirannya yang selalu
rasional dan Ia menjelaskan tentang Zat tunggal yang disebut Hule sebagai
pembentuk dasar benda yang keberadaannya tergantung pada kondisi, sehingga ia
dapat berubah menjadi tanah, air, udara dan api yang mengalami transmutasi
akibat kondisi dingin, lembab,panas dan kering. Dalam kondisi lembab dan panas
hule akan berwujud api, sedang dalam kondisi kering dan dingin hule akan
berwujud tanah, Ia pun berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada ruang yang
hampa menurutnya jika ada ruang yang hampa maka dengan sendirinya akan terisi
ether yang bersifat immaterial. Ajaran yang penting dari Aristoteles adalah
bahwa untuk mencari kebenaran harus didasarkan logika sehingga ia dikenal
sebagai rasionalisme. Konsep pentingnya adalah orang yang pertamakali melakukan
pengklasifikasian hewan dan mengemukakan konsep abiogenenis (generatio
spontanea).
I) Ptolemeus (127-151
SM), Ia seorang filosuf besar setelah Aristoteles kopnsepnya adalah ; Bumi itu
bulat daim seimbang tanpa tiang penyangga dan bumi sebagai pusat tatasurya (
mata hari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi ) dikenal dengan teori
Geosentris.
J) Ibnu Shina (abad 11)
dikenal sebagai ahli kedokteran
K) Ibnu Choldun ahli
sosiologi
L) Al jebra ahli
matematika
M) Al Razi, seorang
rasionalisme murni yang tidak percaya pada wahyu dan nabi karena menurutnya
dengan akal sudah cukup untuk dapat membedakan baik dan buruk, yang berguna
dengan yang tidak berguna dengan akal pula kita dapat mengenal Tuhan sehingga
menurutnya tidak perlu ada wahyu dan nabi. Ia dikenal sebagai ahli kimia
(penemu air raksa) dan pengobatan/kedokteran diakhir hayatnya matanya buta
karena terlalu banyak baca dan pengaruh dari reaksi kimia.
N) Ibnu Rusdy ahli
filsafat muslim yang menerjemahkan buku-buku yunani kedalam bahasa Arab
sehingga Arab menjadi pusatilmu internasional yang kemudian alih bahasa kedalam
bahasa latin dan berkembang ke dunia barat sehingga terkenal dengan pusat
perpustakaan masjid Al Hamra Cordoba (spanyol).
O) Abu Musa Jabir Bin
Hayyan, dikenal sebagai Bapak Kimia
P) Omar Khayyam,
dikenal sebagai seorang ahli matematika dan astronomi.
Kesimpulan :
Pola pikir manusia
terus mengalami perkembangan yang diawali oleh rasa ingin tahu ( Kuriositas )
terhadap berbagai gejala alam yang terus memperlihatkan aktivitasnya dan
terkadang membuat manusia menjadi cemas seperti bencana alam gunung meletus,
kebakaran, kekeringan , kebanjiran dan lain-lain. Hal ini merangsang manusia
untuk terus mencari jawaban dan tejadilah berpikir mitos yang mengandalkan
keyakinan untuk suatu kepuasaan. Sejalan dengan perkembaqngannya berpikir mitos
mulai dihubungkan dengan fenomena alam yang sebenarnya untuk mendapatkan
ramalan nasib manusia maka dikenal psedeu Scienceatau juga dikenal Astrologi.
Pada masa Yunani berpikuir mitos mulai ditinggalkan sehingga munculah
pemikir-pemikir rasional( filsafat) yang kebenarannya hanya atas dasar rasio sehingga
muncullah konsep-konsep alam yang sebagiannya saat ini masih dapat digunaklan
dan diakui kebenarannya. Dunia Islam tidak kalah ketinggalan ketika filsafat
Yunani mulai padam, Islam bersinar di Persia melahirkan para filosuf muslim
yang nama besarnya mendunia karena karya-karyanya yang ilmiah yang sampai
dengan saat ini masih dijadikan reference (rujukan) bagi perkembangan sains.
D.Proses
Lahirnya Ilmu Pengetahuan
Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan dimana tanggapan itu menjadi suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh karena adanya kuriositas manusia. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman akan bertambah terus seiring berkembangnya manusia dan mewariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Pertambahan pengetahuan didorong oleh pertama untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakekat alam dan isinya kedua, dorongan praktis yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan pertama melahirkanIlmu Pengetahuan Murni (Pure Science) sedang dorongan kedua menuju Ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied Science)
Sebagaimana dijelaskan
pada bab sebelumnya bahwa pengetahuan didapat dengan berbagai pendekatan
seperti halnya pengetahuan berupa mitos atau legenda menggunakan pendekatan
kepercayaan yakni kebenarannya hanya atas dasar percaya maka pendekatan
pengetahuan semacam ini bersifat irrasional, begitu pula pengetahuan yang
sifatnya falsafi pendekatan kebenarannya hanya mengandalkan nalar=akal = rasio
belaka maka dikenalah pendekatan pengetahuan rasional sehingga muncullah
persepsi paham kebenaran irrasionalime dan rasionalisme.
Ilmu alamiah sebagai
hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan
dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran
yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut
setidaknya terdiri dari dua sisi ; yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk
memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau teritis guna memenuhi
kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang
selanjutnya melahirkan pure science ( Ilmu pengetahuan murni ). Sementara
dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu
pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan
selanjutnya disebut dengan Applied science ( Ilmu pengetahuan
terapan/teknologi).
Kapan ilmu pengetahuan
(sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi yang jelas
sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan kebenaran
tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni kebenaran yang
secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara fakta dan
menggunakan peralatan ilmiah. Pendekatan senacam itu sebenarnya sudah dilakukan
pada masa filosuf muslim di Persia dengan bukti munculnya ilmu-ilmu terapan
sepertiilmu perbintangan, ilmu kimia dan ilmu kedokteran, tetapi kebenaran ini
tidak deklarasikan oleh ilmuwan barat, mereka mengklaim bahwa kelahiran ilmu
pengetahuan sains (ilmiah) adalah setelah ditemukannya teropong bintang (sekalipun
sejak masa filsafat muslim teleskop sudah ada ) yang mampu membuktikan
kebenaran teori Heliosentris Copernicus. Memang sejak penemuan teleskop telah
banyak membantu para ilmuan untuk dapat membuktikan secara empiric terhadap
konsep-konsepnya.