Kamis, 02 Juli 2015

2PA07 - Gangguan Kepribadian Antisosial pada Siswa SMA



KESEHATAN MENTAL
Gangguan Kepribadian Antisosial pada Siswa SMA

Logo 53.jpg


SHELLY
18513435
2 PA 07
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA





BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan saat ini banyak terjadi kesenjangan  atas sikap sosial yang semakin lama semakin menurun. Hal ini di karenakan sikap sosial setiap individu berbeda-beda. Dampak dari itu banyak timbul sikap-sikap negatif yang ada di dalam lingkungan sosial.
Sikap antisosial siswa sangat berpengaruh oleh perkembangan pergaulan dan perkembangan sosial anak, hal ini disebabkan karena jika seseorang anak mempunyai sikap antisosial maka dia akan menjadi anak yang juga. memiliki sikap sosial yang negatif. Jika seseorang anak mempunyai penilaian yang negatif terhadap sikap sosialnya maka anak tersebut akan memperoleh penilaian yang negatif juga.
Perilaku antisocial bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa ada batasan usia, namun karena penyimpangan dikatagorikan sebagai penyimpangan ringan dari tatanan sosial yang bersifat umum diterima bersama, secara umum perilaku antisocial identik dengan anak-anak muda usia sekolah.
Ciri yang paling menonjol dari mereka adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah mereka lakukan.Hukuman biasanya hanya member sedikit dampak, bila ada, dalam perilaku mereka. Meski orang tua atau orang lain menghukum mereka untuk kesalahan yang mereka lakukan, mereka tetap menjalani kehidupan yang tidak bertanggung jawab dan impulsive. Laki-laki cenderung menerima diagnosis kepribadian antisosial daripada perempuan (Robins, Locke, & Reiger, 1991). Tingkat pravelensi untuk dalam sampel komunitas berkisar antara 3% sampai 6% pada laki-laki dan sekitar 1% untuk perempuan. Untuk mendiagnosis perilaku antisosial orang itu paling tidak harus berumur 18 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN TEORI
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan kebisaaan, tata aturan , atau norma sosial yang berlaku . secara umum Anti Sosial di golongkan sebagai perilaku menyimpang , tidak sesuai dengan norma yang ada. Kasus Anti Sosial dapat di pandang dari beberapa perspektif Psikologi, di antaranya adalah :
A.    PENDEKATAN FREUD
Teori ini berpandangan bahwa penyakit mental dan gangguan kepribadian berkaitan erat dengan beberapa bentuk perilaku menyimpang karena perilaku menyimpang sering kali dianggap sebagai suatu gejala penyakit mental.Perilaku menyimpang juga sering kali dikaitkan dengan penyakit mental, namum demikian teori psikologis tidak dapat memberikan banyak bantuan untuk menjelaskan penyebab perilaku menyimpang seseorang.
Ilmuwan yang terkenal di bidang ini adalah Sigmund Freud.Dia membagi diri manusia menjadi tiga bagian penting sebagai berikut.
  • Id, yaitu bagian diri yang bersifat tidak sadar, naluriah, dan impulsif (mudah terpengaruh oleh gerak hati).
  • Ego, yaitu bagian diri yang bersifat sadar dan rasional (penjaga pintu kepribadian).
  • Superego, yaitu bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai kultural dan berfungsi sebagai suara hati.
Menurut Freud perilaku menyimpang/antisosial terjadi apabila id yang berlebihan (tidak terkontrol) muncul bersamaan dengan superego yang tidak aktif, sementara dalam waktu yang sama ego yang seharusnya dominan tidak berhasil memberikan perimbangan.

B.     PENDEKATAN PSIKOANALISIS / PSIKODINAMIS
            Pendekatan psikoanalisis atau psikodinamik menganggap bahwa tingkah laku abnormal/anti sosial disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis ( konflik tak sadar, represi,mekanisme defensif), yang menganggu penyesuaian diri.


C.     PENDEKATAN HUMANISTIK

Manusia adalah makhluk yang kreatif, yang dikendalikan bukan oleh kekuatan ketidaksadaran, melainkan oleh nilai-nilai  dan pilihan-pilihannya sendiri. Salah seorang tokoh dalam pendekatan ini adalah Abraham Maslow.
Seperti yang kita ketahui Maslow memperkenalkan teori hierarchy of needs antara lain kebutuhan fisiologis,kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta, kebutuhan akan penghargaan,dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Apabila kebutuhan yang satu telah terpenuhi maka kebutuhan lain yang lebih tinggi menuntut untuk dipenuhi, demikian seterusnya.


D.    PSIKOPAT

Penggunaan istilah psikopat dan sosiopat yang sering kita dengar digunakan untuk menunjukkan tipe orang yang kini termasuk dalam kepribadian antisosial.Sejumlah klinisi terus menggunakan istilah ini bergantian dengan kepribadian antisosial.Akar dari kata psikopat berfokus pada gagasan bahwa ada sesuatu yang tidak benar (patologis) pada fungsi psikologis individu.Sedangkan akar dari kata sosiopati berpusat pada deviasi (penyimpangan) sosial orang tersebut.


Ciri-ciri Diagnostik dari Gangguan Kepribadian Antisosial
a. Paling tidak berusia 18 tahun
b. Ada bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun, ditunjukkan dengan perilaku seperti membolos, kabur, memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata, memaksa seseoranguntuk melakukan aktivitas seksual, kekejaman fisik pada orang maupun binatang, merusak atau membakar bangunan secara sengaja, berbohong, mencuri, atau merampok
c. Sejak usia 15 tahun menunjukkan kepribadian yang kurang kepedulian yang kurang dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain, yang ditunjukkan oleh perilaku sebagai berikut:
1. Kurang patuh terhadap norma sosial dan pereturan hukum, ditunjukkan dengan perilaku melanggar hukum yang dapat maupun tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan, terlibat dalam pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri, atau menganiaya orang lain.
2. Agresif dan sangat mudah tersinggung saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin penganiayaan terhadap pasangan atau anak-anak.
3. Secara konsisten tidak bertanggung jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena ketidakhadiran berulang kali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja atau memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja; dan/atau kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti gagal membiayai anak atau membayar hutang; dan/atau kurang dapat membina hubungan monogami.
4. Gagal membuat perencanaan masa depan atau impulsivitas, seperti ditunjukkan oleh perilaku berjalan-jalan tanpa pekerjaan tanpa tujuan yang jelas.
5. Tidak menghormati kebenaran, ditunjukkan dengan berulang kali berbohong, memperdaya, atau menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan pribadi atau kesenangan.
6. Tidak menghargai keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain, ditunjukkan dengan berkendara sambil mabuk atau berulang kali ngebut.
7. Kurang penyesalan atas kesalahan yang dibuat, ditunjukkan dengan ketidakpedulian akan kesulitan yang ditimbulkan pada orang lain, dan/atau membuat alas an untuk alasan tersebut.





KASUS

Gangguan Kepribadian Antisosial pada Seorang Siswa SMA

Seorang ibu mengeluh tentang putera remajanya ( R ) yang duduk di kelas 2 SMA. Menurut ibunya, R tidak bertanggung jawab karena tidak mau tahu apa yang terjadi di luar kamar nya yang terletak di lantai dua. Tiap pulang sekolah R masuk kamar dan keluar kamar hanya untuk makan atau keperluan pribadinya.Ia tidak mau mengantar adiknya ke dokter bahkan sampai adik nya sakit parah.R juga tidak peduli apakah ada tamu atau keluarga yang datang berkunjung.
Pengakuan serupa pun di akui oleh gurunya di sekolah, R termasuk anak yang kurang suka bergaul dan ketika ada seseorang teman yang mengusik dia, R akan mudah sekali marah dan bersifat agresif seperti ditunjukkan oleh seringnya berkelahi atau melakukan penyerangan bahkan setelah melakukan penyerangan itu R tidak pernah menyesal dan bersikap tidak peduli terhadap temannya itu. R juga sering membolos dan kabur dari sekolah dan sering tidak mematuhi perintah dari guru atau peraturan yang berlaku di sekolah.
R juga termasuk orang yang tidak pernah mau patuh akan norma sosial atau peraturan peraturan hukum. R sering mencuri apa yang di miliki teman bahkan keluarganya sendiri, dia juga sering berbohong dan ketika ditanyakan mengenai kebohongannya itu R akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dia buat.

ANALISIS KASUS
Teori kepribadian menjelaskan bagaimana terjadinya gangguan itu, apakah makna dari penyimpangan atau gangguan itu,dan bagaimana mengubahnya.
            Pendekatan yang dianut mempengaruhi bagaimana psikolog mengadakan pemeriksaan ( dengan interview, observasi dan tes) terhadap seseorang yang mengalami gangguan penyesuaian diri / gangguan jiwa, ,membuat diagnosis atau gambaran kepribadian dari orang yang diperiksanya dan selanjutnya merencanakan treatment-nya. Dari contoh kasus di atasPerilaku R yang tak acuh,menyendiri, tak bertanggung jawab, dapat dilihat dengan beberapa cara. Dalam pendekatan psikodinamik perilaku tersebut diinterpretasi sebagai defense menghindar yaituBila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus mmenerus, individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung. Hal ini juga ditunjukkan “R” dengan jarang bersosialisasi dan menyendiri.Salah satu kemungkinan latar belakangnya adalah konflik intrapsikis yang direpresi.
Untuk kasus R, dapat digali pengalaman-pengalaman apa yang pernah terjadi dan memungkinkan ia mengalami konflik tak sadar dan menyebabkan ia berperilaku demikian.
Bila kasus R, remaja yang tak acuh, ditinjau dari sudut pandang humanistik, maka penyesuaian R yang kurang baik dirumah dapat di interpretasikan sebagai kemungkinan manifestasi dari kebutuhan untuk penghargaan dan kebutuhan akan rasa cinta dari keluarga yang barangkali kurang terpenuhi.Kurang nya kesempatan bagi R untuk mengaktualisasikan diri juga merupakan salah satu kemungkinan penyebab perilaku R bila di pandang dari tinjauan ini.
























BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari kasus ini adalah kegagalan subyek  dalam penyesuaian sosial. Yang terpenting dan tersulit adalah penyusunan diri dengan meningkatnya pengaruh teman sebaya,perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru,sedangkan subyek dalam kasus ini tidak bisa bersosialisasi dengan baik kepada teman-temannya .dan manusia adalah makhluk yang kreatif, yang harus mempunyai kebutuhan fisiologis,kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta, kebutuhan akan penghargaan,dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Apabila kebutuhan yang satu telah terpenuhi maka kebutuhan lain yang lebih tinggi menuntut untuk dipenuhi. Ada 4 landasan teori dalam kasus anti sosial ini , yang pertama ada Pendekatan Freud, ke dua Pendekatan Humanistik , ke tiga Pendekatan Psikoanalisis/ Psikodinamis , ke empat Psikopat.
Perilaku menyimpang atau antisosial terjadi apabila id yang berlebihan (tidak terkontrol) muncul bersamaan dengan superego yang tidak aktif, sementara dalam waktu yang sama ego yang seharusnya dominan tidak berhasil memberikan perimbangan. anti sosial disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis (konflik tak sadar, represi,mekanisme defensif), yang menganggu penyesuaian diri.





SARAN
Penulis menyarankan agar setiap makhluk sosial yang mengalami kelainan dalam mensosialisasikan dirinya agar melakukan penanganan secara psikologis mencakup terapi tingkah laku (behavioritis therapy) , terapi kognitif (perubahan cara berpikir) , terapi cermin dan terapi moralitas.

























DAFTAR PUSTAKA
Markam, Suprapti S. 2007. Pengantar Psikologi Klinis, Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan “ Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan”, Jakarta : Erlangga