KESEHATAN MENTAL
Gangguan Kepribadian
Antisosial pada Siswa SMA
SHELLY
2 PA 07
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Di dalam dunia
pendidikan saat ini banyak terjadi kesenjangan
atas sikap sosial yang semakin lama semakin menurun. Hal ini di
karenakan sikap sosial setiap individu berbeda-beda. Dampak dari itu banyak
timbul sikap-sikap negatif yang ada di dalam lingkungan sosial.
Sikap antisosial
siswa sangat berpengaruh oleh perkembangan pergaulan dan perkembangan sosial
anak, hal ini disebabkan karena jika seseorang anak mempunyai sikap antisosial
maka dia akan menjadi anak yang juga. memiliki sikap sosial yang negatif. Jika
seseorang anak mempunyai penilaian yang negatif terhadap sikap sosialnya maka
anak tersebut akan memperoleh penilaian yang negatif juga.
Perilaku antisocial
bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa ada batasan usia, namun karena
penyimpangan dikatagorikan sebagai penyimpangan ringan dari tatanan sosial yang
bersifat umum diterima bersama, secara umum perilaku antisocial identik dengan
anak-anak muda usia sekolah.
Ciri yang paling
menonjol dari mereka adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan
dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas
kesalahan yang telah mereka lakukan.Hukuman biasanya hanya member sedikit
dampak, bila ada, dalam perilaku mereka. Meski orang tua atau orang lain
menghukum mereka untuk kesalahan yang mereka lakukan, mereka tetap menjalani
kehidupan yang tidak bertanggung jawab dan impulsive. Laki-laki cenderung
menerima diagnosis kepribadian antisosial daripada perempuan (Robins, Locke,
& Reiger, 1991). Tingkat pravelensi untuk dalam sampel komunitas berkisar
antara 3% sampai 6% pada laki-laki dan sekitar 1% untuk perempuan. Untuk
mendiagnosis perilaku antisosial orang itu paling tidak harus berumur 18 tahun.
BAB
II
PEMBAHASAN
LANDASAN TEORI
Perilaku
menyimpang adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan kebisaaan, tata
aturan , atau norma sosial yang berlaku . secara umum Anti Sosial di golongkan
sebagai perilaku menyimpang , tidak sesuai dengan norma yang ada. Kasus Anti
Sosial dapat di pandang dari beberapa perspektif Psikologi, di antaranya adalah
:
A. PENDEKATAN
FREUD
Teori ini berpandangan
bahwa penyakit mental dan gangguan kepribadian berkaitan erat dengan beberapa
bentuk perilaku menyimpang karena perilaku menyimpang sering kali dianggap
sebagai suatu gejala penyakit mental.Perilaku menyimpang juga sering kali
dikaitkan dengan penyakit mental, namum demikian teori psikologis tidak dapat
memberikan banyak bantuan untuk menjelaskan penyebab perilaku menyimpang
seseorang.
Ilmuwan yang terkenal di bidang ini adalah
Sigmund Freud.Dia membagi diri manusia menjadi tiga bagian penting sebagai
berikut.
- Id, yaitu bagian diri yang bersifat tidak sadar, naluriah, dan impulsif (mudah terpengaruh oleh gerak hati).
- Ego, yaitu bagian diri yang bersifat sadar dan rasional (penjaga pintu kepribadian).
- Superego, yaitu bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai kultural dan berfungsi sebagai suara hati.
Menurut
Freud perilaku menyimpang/antisosial terjadi apabila id yang berlebihan (tidak
terkontrol) muncul bersamaan dengan superego yang tidak aktif, sementara dalam
waktu yang sama ego yang seharusnya dominan tidak berhasil memberikan
perimbangan.
B.
PENDEKATAN PSIKOANALISIS / PSIKODINAMIS
Pendekatan psikoanalisis atau psikodinamik menganggap bahwa tingkah laku
abnormal/anti sosial disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis ( konflik tak
sadar, represi,mekanisme defensif), yang menganggu penyesuaian diri.
C. PENDEKATAN
HUMANISTIK
Manusia adalah
makhluk yang kreatif, yang dikendalikan bukan oleh kekuatan ketidaksadaran,
melainkan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri. Salah seorang
tokoh dalam pendekatan ini adalah Abraham Maslow.
Seperti yang kita ketahui
Maslow memperkenalkan teori hierarchy of needs antara lain kebutuhan
fisiologis,kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta, kebutuhan akan
penghargaan,dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Apabila kebutuhan yang satu
telah terpenuhi maka kebutuhan lain yang lebih tinggi menuntut untuk dipenuhi,
demikian seterusnya.
D. PSIKOPAT
Penggunaan istilah psikopat
dan sosiopat yang sering kita dengar digunakan untuk menunjukkan
tipe orang yang kini termasuk dalam kepribadian antisosial.Sejumlah klinisi
terus menggunakan istilah ini bergantian dengan kepribadian antisosial.Akar
dari kata psikopat berfokus pada gagasan bahwa ada sesuatu yang tidak
benar (patologis) pada fungsi psikologis individu.Sedangkan akar dari kata sosiopati
berpusat pada deviasi (penyimpangan) sosial orang tersebut.
Ciri-ciri Diagnostik dari Gangguan Kepribadian
Antisosial
a. Paling tidak berusia 18
tahun
b. Ada bukti gangguan perilaku
sebelum usia 15 tahun, ditunjukkan dengan perilaku seperti membolos, kabur,
memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata, memaksa seseoranguntuk
melakukan aktivitas seksual, kekejaman fisik pada orang maupun binatang,
merusak atau membakar bangunan secara sengaja, berbohong, mencuri, atau
merampok
c. Sejak usia 15 tahun
menunjukkan kepribadian yang kurang kepedulian yang kurang dan pelanggaran
terhadap hak-hak orang lain, yang ditunjukkan oleh perilaku sebagai berikut:
1. Kurang patuh terhadap norma
sosial dan pereturan hukum, ditunjukkan dengan perilaku melanggar hukum yang
dapat maupun tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan,
terlibat dalam pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri, atau
menganiaya orang lain.
2. Agresif dan sangat mudah tersinggung
saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam
perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin
penganiayaan terhadap pasangan atau anak-anak.
3. Secara konsisten tidak
bertanggung jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena
ketidakhadiran berulang kali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja atau
memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja; dan/atau
kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti gagal membiayai anak
atau membayar hutang; dan/atau kurang dapat membina hubungan monogami.
4. Gagal membuat perencanaan
masa depan atau impulsivitas, seperti ditunjukkan oleh perilaku berjalan-jalan
tanpa pekerjaan tanpa tujuan yang jelas.
5. Tidak menghormati kebenaran,
ditunjukkan dengan berulang kali berbohong, memperdaya, atau menggunakan orang
lain untuk mencapai tujuan pribadi atau kesenangan.
6. Tidak menghargai keselamatan
diri sendiri dan keselamatan orang lain, ditunjukkan dengan berkendara sambil mabuk
atau berulang kali ngebut.
7. Kurang penyesalan atas
kesalahan yang dibuat, ditunjukkan dengan ketidakpedulian akan kesulitan yang
ditimbulkan pada orang lain, dan/atau membuat alas an untuk alasan tersebut.
KASUS
Gangguan
Kepribadian Antisosial pada Seorang Siswa SMA
Seorang ibu
mengeluh tentang putera remajanya ( R ) yang duduk di kelas 2 SMA. Menurut
ibunya, R tidak bertanggung jawab karena tidak mau tahu apa yang terjadi di
luar kamar nya yang terletak di lantai dua. Tiap pulang sekolah R masuk kamar
dan keluar kamar hanya untuk makan atau keperluan pribadinya.Ia tidak mau
mengantar adiknya ke dokter bahkan sampai adik nya sakit parah.R juga tidak
peduli apakah ada tamu atau keluarga yang datang berkunjung.
Pengakuan serupa
pun di akui oleh gurunya di sekolah, R termasuk anak yang kurang suka bergaul
dan ketika ada seseorang teman yang mengusik dia, R akan mudah sekali marah dan
bersifat agresif seperti ditunjukkan oleh seringnya berkelahi atau melakukan
penyerangan bahkan setelah melakukan penyerangan itu R tidak pernah menyesal
dan bersikap tidak peduli terhadap temannya itu. R juga sering membolos dan
kabur dari sekolah dan sering tidak mematuhi perintah dari guru atau peraturan
yang berlaku di sekolah.
R juga termasuk
orang yang tidak pernah mau patuh akan norma sosial atau peraturan peraturan
hukum. R sering mencuri apa yang di miliki teman bahkan keluarganya sendiri,
dia juga sering berbohong dan ketika ditanyakan mengenai kebohongannya itu R
akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dia buat.
ANALISIS KASUS
Teori kepribadian
menjelaskan bagaimana terjadinya gangguan itu, apakah makna dari penyimpangan
atau gangguan itu,dan bagaimana mengubahnya.
Pendekatan yang dianut mempengaruhi bagaimana psikolog mengadakan pemeriksaan (
dengan interview, observasi dan tes) terhadap seseorang yang mengalami gangguan
penyesuaian diri / gangguan jiwa, ,membuat diagnosis atau gambaran kepribadian
dari orang yang diperiksanya dan selanjutnya merencanakan treatment-nya.
Dari contoh kasus di atasPerilaku R yang tak acuh,menyendiri, tak bertanggung
jawab, dapat dilihat dengan beberapa cara. Dalam pendekatan psikodinamik
perilaku tersebut diinterpretasi sebagai defense menghindar yaituBila
individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus mmenerus,
individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka
mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung. Hal ini juga
ditunjukkan “R” dengan jarang bersosialisasi dan menyendiri.Salah satu
kemungkinan latar belakangnya adalah konflik intrapsikis yang direpresi.
Untuk kasus R, dapat digali
pengalaman-pengalaman apa yang pernah terjadi dan memungkinkan ia mengalami
konflik tak sadar dan menyebabkan ia berperilaku demikian.
Bila kasus R,
remaja yang tak acuh, ditinjau dari sudut pandang humanistik, maka penyesuaian
R yang kurang baik dirumah dapat di interpretasikan sebagai kemungkinan
manifestasi dari kebutuhan untuk penghargaan dan kebutuhan akan rasa cinta dari
keluarga yang barangkali kurang terpenuhi.Kurang nya kesempatan bagi R untuk
mengaktualisasikan diri juga merupakan salah satu kemungkinan penyebab perilaku
R bila di pandang dari tinjauan ini.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat
di ambil dari kasus ini adalah kegagalan subyek dalam penyesuaian sosial. Yang terpenting dan
tersulit adalah penyusunan diri dengan meningkatnya pengaruh teman
sebaya,perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang
baru,sedangkan subyek dalam kasus ini tidak bisa bersosialisasi dengan baik
kepada teman-temannya .dan manusia adalah makhluk yang kreatif, yang harus
mempunyai kebutuhan fisiologis,kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa
cinta, kebutuhan akan penghargaan,dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Apabila
kebutuhan yang satu telah terpenuhi maka kebutuhan lain yang lebih tinggi
menuntut untuk dipenuhi. Ada 4 landasan teori dalam kasus anti sosial ini ,
yang pertama ada Pendekatan Freud, ke dua Pendekatan Humanistik , ke tiga
Pendekatan Psikoanalisis/ Psikodinamis , ke empat Psikopat.
Perilaku
menyimpang atau antisosial
terjadi apabila id yang berlebihan (tidak terkontrol) muncul bersamaan dengan
superego yang tidak aktif, sementara dalam waktu yang sama ego yang seharusnya
dominan tidak berhasil memberikan perimbangan. anti sosial disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis (konflik tak sadar,
represi,mekanisme defensif), yang menganggu penyesuaian diri.
SARAN
Penulis menyarankan
agar setiap makhluk sosial yang mengalami kelainan dalam mensosialisasikan
dirinya agar melakukan penanganan secara psikologis mencakup terapi tingkah
laku (behavioritis therapy) , terapi
kognitif (perubahan cara berpikir) , terapi cermin dan terapi moralitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Markam, Suprapti S. 2007. Pengantar Psikologi
Klinis, Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum,
Yogyakarta : Andi.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi
Perkembangan “ Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan”, Jakarta :
Erlangga