Verbatim
Interviewer : “Selamat siang pak..”
Interviewee
: “Siangg.”
Interviewer
: “Maaf ya pak ganggu waktu bapak sebentar.”
Interviewee : “Iya gak papa kok saya juga lagi jam makan
siang.”
Interviewer
: “Ohhh bapak lagi istirahat ya?.”
Interviewee
: “Iya saya lagi istirahat dan nanti sehabis istirahat saya juga ada meeting di luar.”
Interviewer
: “Yaudah pak saya langsung mulai aja ya pak wawancaranya…”
Interviewee
: “Iya silahkan.”
Interviewer
: “Gimana sih pak menjadi seorang pemimpin?.”
Interviewee : “Ehhhhh seorang pemimpin itu harus
mempunyainm tanggung jawab mass mbakk seperti tanggung jawab dalam waktu, dan
tenaga kerja kita sendiri sepinter-pinternya kita bisa manage waktu. Di samping
itu pemimpin juga harus mampu mengajak dan melakukan kompromi dengan bawahannya
kurang lebih seperti itu mbak mas.”
Interviewer : “Oh jadi begitu ya pak? Menjadi seorang
pemimpin itu susah ya pak?.”
Interviewee : “Ya susah susah nggak mass mbak hehehe.”
Interviewer
: “Biasanya ada kendala gak sih pak bagi seorang pemimpin buat bahawannya dalam
pekerjaannya?.”
Interviewee : “Kendala sih pastinya ada ya mass biasanya
itu kalo kita, misalnya ketika saya menganggap bawahan itu sudah sebagai teman
dan tidak membedakannya ada beberapa yang malah jadi santai dan mengulur-ngulur
pekerjaannya seolah-olah saya tidak akan marah padanya.”
Interviewer
: “Padahal ada rasa kesal ya pak?”
Interviewee : “Yaa kesal mah pasti ada mas cuma kan dia
selalu meanggap bahwa saya seorang pemimpin di mata dia masih seorang teman gituu.”
Interviewer : “Ohhh iya iya pak, pak gimana sih proses
dalam kepemimpinan yang bapak terapkan di dalam bisnis bapak ini?.”
Interviewee : “Jadi saya menerapkan kepemimpinan ini
dengan proses saya menganggap bahwa bawahan saya adalah teman. Karena beberapa
dari mereka itu ada yang mengulur-ngulur waktu dan santai, kemudian saya
mengadakan rapat evaluasi guna menegaskan bahwa kerja itu boleh santai asalkan
tetap pada peraturan dan menjalankan tugas sesuai dengan peraturan yang saya
terapkan dalam bisnis yang saya jalani.”
Interviewer : “Oiya pak, terus apa saja yang harus
diperhatikan dalam ruang lingkup kepemimpinan?.”
Interviewee : “Menurut saya, hal yang terpenting itu
adalah memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya seperti menyelesaikan
pekerjaan tepat dengan waktu yang telah ditentukan.”
Interviewer : “Jadi bapak sudah menanamkan rasa tanggung
jawab pada pekerjaan masing-masing dari awal bapak menerima mereka ya?.”
Interviewee : “Iya tentu saja karena dari awal kita sudah
membuat kesepakatan.”
Interviewer : “Hm.. seperti apa gaya kepemimpinan dalam
bisnis yang sedang bapak jalani ini?.”
Interviewee : “Gaya kepemimpinan ada bermacam-macam ya
seperti otoriter, demokratis, dan bebas. Kalau dalam bisnis ini saya lebih
dominan ke gaya kepemimpinan demokratis karena saya memberikan wewenang secara
luas kepada bawahan-bawahan saya. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.”
Interviewer : “Seperti apakah konsekuensi yang anda
berikan kepada pegawai anda yang melanggar peraturan?.”
Interviewee : “Yaaaa, kalau saya lebih kepada menegaskan
terlebih dahulu jikalau tidak ada perubahan dari pegawai yang melanggar itu
baru saya panggil ke kantor dan menanyakan kembali, apakah anda masih ingin
mengikuti peraturan dalam bisnis saya ini.”
Interviewer : “Kemudian pak, bagaimanakah hakekat seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan?.”
Interviewee : “Hmmm… jadi gini ya mbak mas seorang
pemimpin itu harus kerja keras, bukan santai. Maksudnya disini tuh santai boleh
akan tetapi para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk mengahadapi
dan mengatasi berbagai persoalan. Untuk itu, saya sebagai pemimpin disini
dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan optimis.”
Interviewer : “Ooooh jadi seperti itu ya pak? Menjadi
seorang pemimpin itu susah ya pak, mempunyai banyak tanggung jawabnya?.”
Interviewee : “He…hee.. heee.. ya seperti itu lah mbak
mas menjadi seorang pemimpin itu susah susah gampang. Banyak mengambil
keputusan dan menerima segala resiko yang akan terjadi.”
Interviewer : “Hmmm gitu ya pak, terimakasih banyak ya
pak atas waktunya kita jadi bisa banyak belajar dari bapak untuk menjadi
seorang pemimpin.”
Interviewee : “Iyaaa sama-sama ya mbak, mas semoga apa
yang telah saya katakan bisa bermanfaat untuk kalian kedepannya jika ingin
menjadi seorang pemimpin dalam sebuah bisnis.”
Interviewer : “Baik pak, mungkin kita cukupkan sampai
disini. Sampai bertemu dilain waktu, selamat siang pak..”
Interviewee : “Iyaaa selamat siang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar