Minggu, 10 Januari 2016

Psikologi Manajemen : Hasil Wawancara Kepemimpinan dalam Manajemen



Verbatim

Interviewer  : “Selamat siang pak..”
Interviewee : “Siangg.”
Interviewer : “Maaf ya pak ganggu waktu bapak sebentar.”
Interviewee  : “Iya gak papa kok saya juga lagi jam makan siang.”
Interviewer : “Ohhh bapak lagi istirahat ya?.”
Interviewee : “Iya saya lagi istirahat dan nanti sehabis istirahat saya juga ada meeting di luar.”
Interviewer : “Yaudah pak saya langsung mulai aja ya pak wawancaranya…”
Interviewee : “Iya silahkan.”
Interviewer : “Gimana sih pak menjadi seorang pemimpin?.”
Interviewee  : “Ehhhhh seorang pemimpin itu harus mempunyainm tanggung jawab mass mbakk seperti tanggung jawab dalam waktu, dan tenaga kerja kita sendiri sepinter-pinternya kita bisa manage waktu. Di samping itu pemimpin juga harus mampu mengajak dan melakukan kompromi dengan bawahannya kurang lebih seperti itu mbak mas.”
Interviewer  : “Oh jadi begitu ya pak? Menjadi seorang pemimpin itu susah ya pak?.”
Interviewee  : “Ya susah susah nggak mass mbak hehehe.”
Interviewer : “Biasanya ada kendala gak sih pak bagi seorang pemimpin buat bahawannya dalam pekerjaannya?.”
Interviewee  : “Kendala sih pastinya ada ya mass biasanya itu kalo kita, misalnya ketika saya menganggap bawahan itu sudah sebagai teman dan tidak membedakannya ada beberapa yang malah jadi santai dan mengulur-ngulur pekerjaannya seolah-olah saya tidak akan marah padanya.”
Interviewer : “Padahal ada rasa kesal ya pak?”
Interviewee  : “Yaa kesal mah pasti ada mas cuma kan dia selalu meanggap bahwa saya seorang pemimpin di mata dia masih seorang teman gituu.”
Interviewer  : “Ohhh iya iya pak, pak gimana sih proses dalam kepemimpinan yang bapak terapkan di dalam bisnis bapak ini?.”
Interviewee  : “Jadi saya menerapkan kepemimpinan ini dengan proses saya menganggap bahwa bawahan saya adalah teman. Karena beberapa dari mereka itu ada yang mengulur-ngulur waktu dan santai, kemudian saya mengadakan rapat evaluasi guna menegaskan bahwa kerja itu boleh santai asalkan tetap pada peraturan dan menjalankan tugas sesuai dengan peraturan yang saya terapkan dalam bisnis yang saya jalani.”
Interviewer  : “Oiya pak, terus apa saja yang harus diperhatikan dalam ruang lingkup kepemimpinan?.”
Interviewee  : “Menurut saya, hal yang terpenting itu adalah memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya seperti menyelesaikan pekerjaan tepat dengan waktu yang telah ditentukan.”
Interviewer  : “Jadi bapak sudah menanamkan rasa tanggung jawab pada pekerjaan masing-masing dari awal bapak menerima mereka ya?.”
Interviewee  : “Iya tentu saja karena dari awal kita sudah membuat kesepakatan.”
Interviewer  : “Hm.. seperti apa gaya kepemimpinan dalam bisnis yang sedang bapak jalani ini?.”
Interviewee  : “Gaya kepemimpinan ada bermacam-macam ya seperti otoriter, demokratis, dan bebas. Kalau dalam bisnis ini saya lebih dominan ke gaya kepemimpinan demokratis karena saya memberikan wewenang secara luas kepada bawahan-bawahan saya. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.”
Interviewer  : “Seperti apakah konsekuensi yang anda berikan kepada pegawai anda yang melanggar peraturan?.”
Interviewee  : “Yaaaa, kalau saya lebih kepada menegaskan terlebih dahulu jikalau tidak ada perubahan dari pegawai yang melanggar itu baru saya panggil ke kantor dan menanyakan kembali, apakah anda masih ingin mengikuti peraturan dalam bisnis saya ini.”
Interviewer  : “Kemudian pak, bagaimanakah hakekat seorang pemimpin dalam mengambil keputusan?.”
Interviewee  : “Hmmm… jadi gini ya mbak mas seorang pemimpin itu harus kerja keras, bukan santai. Maksudnya disini tuh santai boleh akan tetapi para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk mengahadapi dan mengatasi berbagai persoalan. Untuk itu, saya sebagai pemimpin disini dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan optimis.”
Interviewer  : “Ooooh jadi seperti itu ya pak? Menjadi seorang pemimpin itu susah ya pak, mempunyai banyak tanggung jawabnya?.”
Interviewee  : “He…hee.. heee.. ya seperti itu lah mbak mas menjadi seorang pemimpin itu susah susah gampang. Banyak mengambil keputusan dan menerima segala resiko yang akan terjadi.”
Interviewer  : “Hmmm gitu ya pak, terimakasih banyak ya pak atas waktunya kita jadi bisa banyak belajar dari bapak untuk menjadi seorang pemimpin.”
Interviewee  : “Iyaaa sama-sama ya mbak, mas semoga apa yang telah saya katakan bisa bermanfaat untuk kalian kedepannya jika ingin menjadi seorang pemimpin dalam sebuah bisnis.”
Interviewer  : “Baik pak, mungkin kita cukupkan sampai disini. Sampai bertemu dilain waktu, selamat siang pak..”
Interviewee  : “Iyaaa selamat siang.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar